Posts

Showing posts from February, 2018

Kegeniusan di Athena

Image
greece.gr James Clerk Maxwell, seorang ahli fisika dari Skotlandia, menemukan suatu hubungan antara kesadaran akan ketidaktahuan dengan kreativitas. Menurutnya, semakin orang-orang memiliki kesadaran penuh akan ketidaktahuan, maka orang itu akan lebih mampu melakukan terobosan kreatif ketimbang orang yang merasa yakin sudah mengetahui segalanya. Mungkin kita pernah mengalami sebuah keberhasilan yang kita tidak duga sebelumnya. Kita lalui saja hambatan dalam meraih keberhasilan itu, seakan tidak mengetahui kalau ada hambatan-hambatan. Orang semacam ini bukanlah orang yang beruntung, mungkin bukan juga seorang pemberani, tetapi bisa jadi ia adalah seorang yang kreatif. Orang kreatif dipengaruhi oleh nalar divergen. Mencoba saja segala kemungkinan tanpa mesti mempertimbangkan tingkat keberhasilannya. Ia bukan orang yang fokus, mesti menetapkan beberapa kemungkinan strategi sebelum menghadapi berbagai hambatan. Hal ini pernah dilakukan oleh Thomas Alfa Edison. Di usianya yang masi

Surat-Surat Jassin [3]

Pada tahun 1895 di Belgia, Paul Otlet dan Henri la Fontaine pertama kali memperkenalkan istilah dokumen. Keduanya menggunakan istilah document sebagai bentuk dari aktivitas pencatatan setiap buku yang akan diterbitkan kala itu. Secara harfiah, dokumen berasal dari bahasa Latin, docere atau documentum yang berarti mengajar atau pelajaran. W.J.S. Poerwadarminta di Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007) menuliskan, dokumen adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian), sedangkan untuk aktivitas pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (seperti kutipan-kutipan dari surat kabar dan gambar-gambar) disebut sebagai dokumentasi. Sederhananya seperti ini, dokumen dikategorikan sebagai kata benda, sedang aktivitasnya adalah medokumentasikan. Mengenai bidang pendokumentasian di Indonesia, tidak banyak manusia Indonesia yang serius menggeluti bidang ini. Satu dari sekian manusia lang

Surat-Surat Jassin [2]

Betapa bahagianya seseorang ketika menerima kiriman surat, apalagi jika surat itu sudah dinanti berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya. Sungguh saya iri pada mereka yang hidup di era sebelum short message service (sms) hadir. Orang-orang menulis surat, tidak dibatasi oleh karakter kata, mencurahkan isi perasaan pada badan surat, dan dituntut lebih teliti sebelum dikirim ke kantor pos. Satu dari sekian orang yang mengalami fase kebahagiaan itu adalah H.B. Jassin. Dalam Surat-Surat 1943-1983, Jassin bersurat pada banyak rekannya. Namun, saya mencoba memilahnya. Ibaratnya saya sebagai tukang sortir surat untuk surat-surat Jassin. Hasilnya, saya memilih tiga orang rekannya, yang bagi saya, Jassin sepertinya menaruh rasa kagum dan simpatik. Hal ini menarik untuk dibincangkan. Siapa-siapa saja mereka? Surat-Surat Jassin yang Menarik Dibincangkan Surat-surat untuk Pramoedya A. Toer Ada beberapa surat dari Jassin yang menarik untuk dibahas. Surat-surat itu berta

Surat-Surat Jassin [1]

“Hidup dalam kenangan kadang-kadang menggugah perasaan-perasaan yang paling dalam, dan merupakan inspirasi yang kaya.” Sepenggal pesan dari H.B. Jassin kepada N.H. Dini dalam suatu suratnya, tanggal 26 Januari 1971. Jassin menyemangati Dini untuk terus mengembangkan bakat menulisnya, dan menginginkan dari tangan Dini, lahir sebuah roman besar dalam dunia sastra Indonesia. Siapa sebenarnya Jassin? Dan apa peranan Jassin dalam kesusastraan Indonesia? Untuk itu, saya patut menyelidiki surat-surat Jassin yang dipublikasikan dalam buku Surat-Surat 1943-1983, terbitan Gramedia (1984). Sikap dan Laku Seorang Jassin Hans Bague Jassin lahir di Gorontalo, 31 Juli 1917. Lahir dari pasangan (Ayah) Bague Mantu Jassin dan (Ibu) Habiba Jau. Ayahnya adalah seorang kolektor dan pecinta buku. Punya perpustakaan (dokumentasi) pribadi. Sejak kecil, ayahnya sudah mengenalkan Jassin pada buku-buku. Dalam pengantar buku Surat-Surat 1943-1983, Pamusuk Eneste menarasikan satu kejadian unik.

Pasar dan Buku

Image
medium.com Peran pasar selain sebagai tempat aktivitas jual-beli, juga merupakan tempat mencipta gerak, cinta, kasih dan kebudayaan (Qibtiyatul, Santapan Selera, 2016:35). Pasar bisa dijadikan sebagai ruang gerak, olah tubuh. Pasar bisa menciptakan ikatan cinta dan kasih, sesama penjual dan pembeli, penjual dan penjual, maupun pembeli dan pembeli, mereka pula bisa bertukar informasi, sebagai manusia yang berbudaya. Kemajuan pasar, bisa dimaknai sebagai kemajuan kebudayaan. Pasar mampu mempertemukan manusia dari berbagai golongan, suku, dan agama. Pasar mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik ragawi maupun jiwanya. Asupan ragawi paling dominan menguasai pasar, mulai dari jualan pakaian, makanan dan minuman, hingga peralatan rumah tangga. Asupan jiwa, hanya paling bantar di soal kesehatan dan literasi, itupun sifatnya momentum.  Misalnya, soal kesehatan bisa kita saksikan pada keahlian retorika seorang penjual obat keliling. Sedangkan untuk soal literasi, sudah jarang s